Hanjeli Coix lacryma jobi

  • Hanjeli
  • Coix lacryma jobi
  • Tanaman tropis

Tanaman hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) merupakan tanaman penghasil biji-bijian atau serealia termasuk ke dalam familia Poaceae (rumput-rumputan). Tanaman ini berasal dari Asia Timur dan Asia Selatan, kemudian menyebar sebagai tanaman pangan sebelum ditemukannya padi dan jagung. Tanaman hanjeli memiliki berbagai manfaat disamping sebagai tanaman pangan, yaitu sebagai pakan ternak (dari hijauan dan kulit bijinya), herbal (dari brangkasan), dan sebagai ornamen atau perhiasan (dari bijinya) (Nurmala dan Irwan, 2007).

Protein (14-20 persen) berupa prolamin (coixin) dan lemak, terdapat pada biji hanjeli mengandung 58-67 persen karbohidrat dan vitamin E pada 100 g hanjeli, mengandung energi 289 kal, protein 11.0 g, lemak 4.0 g, kalsium 213 mg, fosfor 176 mg, besi 11 mg, thiamin 0.14 g, serta 23 g air.  Pada biji hanjeli mengandung coixol, coixenolide, dan asam amino leusin, tirosin, lisin, asam glutamat, arginin dan histidin.  Data ini dapat menunjukkan hanjeli lebih banyak mengandung protein dan zat gizi lainnya, sehingga diharapkan dapat dijadikan alternatif pemenuhan kalori dan protein.

Penggunaan tepung hanjeli dapat dipergunakan sebagai tepung campuran (mix flour) untuk memberi rasa tertentu pada produk pangan berbasis tepung.  Tepung hanjeli dapat disubstitusikan dalam tepung terigu untuk membuat berbagai produk olahan, karena memiliki pH antara 4,75 –5,75 yang hampir sama dengan tepung terigu (5,63) dan mengandung 19,97 % amilose yang hampir sama dengan tepung terigu  (19,91%).  Selain kaya kaya akan protein biji hanjeli juga mengandung lemak esensial, asam lemak miristat dan palmitat.  Asam lemak esensialnya terdiri atas 45 – 55 %, asam oleat 35% dan asam linoleat 39%.

Pada penelitian Nurmala, dkk. (2009) menyatakan bahwa biji hanjeli rata-rata mengandung  kadar air 11,04%; kadar karbohidrat  71,81%; kadar protein 10,89%; kadar abu 1,38%; dan kadar lemak 5,18%.  Hanjeli memiliki kalori tinggi, namun lebih kecil diantara serealia lainnya, sementara kandungan protein, lemak, kalsium dan vitamin B1 lebih tinggi dibandingkan serealia lainnya (Tabel 1). Biji hanjeli selain memiliki kandungan karbohidrat, lemak, protein, dan kalsium yang tinggi, juga memiliki kandungan fitosterol, coixenolides, squalene, dan vitamin E yang tinggi yang dapat dijadikan obat kolesterol, darah tinggi, diabetes, dan tumor (Nurmala, et. al., 2009), bahwa hal ini yang menjadikan biji hanjeli berpotensi menjadi pangan fungsional.  Tanaman hanjeli merupakan tanaman C4 berdasarkan siklus karbon fotosintesis. Tanaman C4 terbagi dalam tiga subtipe biokimia berdasarkan perbedaan mekanisme dekarboksilasi asam C4, yaitu subtipe enzim NADP-malat (NADP-ME), enzim NAD-malat (NAD-ME), dan subtipe fosfo-enolpiruvat karboksikinase (PEK). Tanaman hanjeli termasuk ke dalam subtipe NADP-ME, sekelompok dengan tanaman jagung, sorgum, dan tebu.

Di Indonesia, tanaman ini menyebar di berbagai ekosistem lahan pertanian yang beragam di daerah iklim kering ataupun basah, lahan kering dan lahan basah seperti ditemukan di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.  Di Jawa Barat tanaman tersebut diusahakan oleh petani masih secara konvensional sebagai tanaman langka, ada ditemukan di Kabupaten Bandung di Punclut, Cipongkor, Gunung Halu, Kiarapayung, Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Sukabumi, Garut, Ciamis dan Indramayu.  Hal yang menarik adalah bijinya yang mengandung gizi setara beras, yakni dalam 100 g bahan terdapat karbohidrat (76.4 persen), protein (14.1 persen) bahkan kaya dengan kandungan lemak nabati (7,9 persen) dan kalsium yang tinggi (54.0 mg) bila dibandingkan dengan kadar lemak pada jagung sekitar 3.5-4.7 persen.  Masyarakat setempat sudah biasa menikmatinya sebagai bubur hanjeli, tape, dodol dan sebagainya.  Selain sumber pangan pokok, hanjeli sangat potensial sebagai pangan fungsional dan tanaman obat (Nurmala, 2011).

Biji hanjeli kaya akan gizi, meskipun kandungan energinya paling rendah diantara serealia lainnya, akan tetapi kandungan protein, lemak , dan vitamin B1nya lebih tinggi, bahkan kandungan kalsiumnya paling tinggi dibandingkan  serealia lainnya yang bisa untuk mengatasi penyakit osteokoropsis atau pengeroposan tulang.

  • Gambar 1 : Tinggi tanaman hanjeli dibandingkan dengan Penelitinya
  • Gambar 2 : Tanaman hanjeli dewasa dapat bersaing dengan gulma

Dewasa ini penduduk di daerah produsen hanjeli  memanfaatkan bijinya sebagai pangan setelah terlebih dahulu dijadikan beras hanjeli melalui penyosohan yang dilakukan secara konvensional (ditumbuk).  Selama penyosohan bagian kulit bijinya terpisah (hanjeli pecah kulit), disosoh kembali untuk mendapatkan beras hanjeli yang putih.  Dari beras hanjeli dapat dibuat berbagai penganan (bubur hanjeli, tape hanjeli, nasi hanjeli rasanya lebih pulen daripada nasi beras dan sedikit lengket seperti ketan) atau digiling lebih lanjut dijadikan tepung hanjeli yang digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kue-kue atau sejenisnya.

Pengobatan dengan menggunakan hanjeli telah dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu. Buah (biji) hanjeli dapat digunakan untuk mengobati penyakit anodyne, anti-inflammatori, antipyretic, rematik, antispasmodie, hipotensive, sedative dan vermivuge.  Juga untuk mengobati  diurectic, pectoral, refrigerant dan obat kuat.  The yang dibuat dari biji kering hanjeli  yang telah direbus, diminum untuk menyembuhkan penyakit kutil, hati, radang paru-paru, lobar pneumonia, appendicitis, rhemathoid arthists, beri-beri, diarrhoea, oedema dan sulit kencing.  Seluruh bagian tanaman dapat digunakan untuk menyembuhkan kanker dan akarnya dapat mengobati gangguan menstruasi (Plants for a Future, 2000). Juga akar hanjeli dapat menyembuhkan penyakit cacingan, daunnya bisa dipakai atap rumah

Hanjeli memiliki potensi yang tinggi sebagai tanaman obat.  Bubur hanjeli dapat menyembuhkan penyakit radang persendian dan asam urat tinggi.  Air rebusan kulit oyong dan hanjeli dapat mengobati penyakit rematik arthritis.  Selain itu juga bubur hanjeli dicampur dengan rumput laut dapat mengobati rematik. Sedangkan bubur hanjeli ditambah dengan nasi  ketan dapat mengobati penyakit rematik persendian dan pegal linu.  Pengobatan dengan memanfaatkan hanjeli akan efektif dan berhasil dengan baik jika dilakukan secara teratur dan rutin.  Biomas tanaman hajeli dapat  dimanfaatkan pula untuk pakan ternak hewan sapi atau kuda, hijauannya sangat cocok diawetkan sebagai silase

Gambar 3 . Biji Hanjeli

Pustaka :

Nurmala, T. (2011). Potensi dan Prospek Pengembangan Hanjeli (Coix lacryma jobi L ) sebagai Pangan Bergizi Kaya Lemak untuk Mendukung Diversifikasi Pangan Menuju Ketahanan Pangan Mandiri. DOI:10.33964/jp.v20i1.10Corpus ID: 132647645

Nurmala, T. dan A. W. Irwan. (2007). Pangan Alternatif: Berbasis Serealia Minor. Penerbit Giratuna. Bandung.

Plant for a future (2000).  Plant for a Future. 2000. Coix lacryma-jobi L. Plant for a Future: Data Base Search Result.

Qosim, W. A. , Nurmala, T.,  A. W. Irwan dan Martha C. Damanik. (2018). Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Hayati BPF Terhadap Karakter Pertumbuhan dan Hasil Empat Genotip Hanjeli (Coix lacryma jobi L.).

https://blogs.unpad.ac.id/aepwawanirwan